Analisis Komunikasi Budaya Dalam Bentuk Visualisasi Pada Karakter Game Horor Dreadout

Published by psb_admin on

Sumber: wikipedia.org

Game bukanlah fenomena baru, bahkan saat ini masyarakat dapat dengan mudah mendapatkan dan mengakses beragam permainan. Bermain game telah menjadi kebiasaan dan kebutuhan sebagian masyarakat untuk melepaskan diri dari rutinitas sehari-hari sebagai salah satu media hiburan, bahkan lebih jauh lagi sebagai media untuk dapat berinteraksi dan berekspresi. Game telah dikenal dan terus diminati oleh masyarakat karena menyajikan suatu yang menghibur dan interaktif. Sebuah game harus dikembangkan dengan konsep yang teliti dan cermat terutama pada parameter visualnya agar tujuan dari kreator dapat tercapai. Tampilan visual adalah sensor pertama yang akan diterima oleh indera yang nantinya akan memiliki peran yang sangat besar untuk mempersuasi user (gamers) untuk memainkan game tersebut. Pemahaman user terhadap pesan dan konsep yang disampaikan didalam sebuah game dapat digiring melalui rancang bangun visual yang dikonstruksi oleh desainer.

Dalam proses perancangan dan pengembangan konsep visual game sangat penting untuk mengenal user yang nantinya diharapkan akan memainkan game yang dirancang. Salah satu cara dalam mengenal user dapat dilakukan dengan cara mempelajari dan meneliti game game yang sudah ada sebelumnya, sehingga dapat diketahui proses user dalam memaknai sebuah tampilan visual, hal ini dapat digali dengan beragam pendekatan salahsatunya dengan menggunakan teori persepsi visual. Tampilan visual dalam sebuah game di antaranya meliputi; desain karakter, background, tata letak, objek, bentuk, warna, dll, yang sesuai dengan prinsip-prinsip desain dan seni rupa. DreadOut merupakan sebuah game horor yang terinspirasi dari
game horor klasik seperti Fatal Frame, game ini dibuat oleh studio lokal asal Bandung yaitu Digital Happiness. Game buatan anak bangsa ini muncul secara resmi di website Steam. DreadOut bercerita tentang sekelompok pelajar yang terpaksa masuk ke sebuah kampung yang terbengkalai ketika mereka sedang melakukan karyawisata.

User akan bermain sebagai Linda, seorang siswi SMA yang merupakan salah satu dari kelompok pelajar tersebut. Dalam kampung tersebut, Linda dan kawan-kawan terperangkap dalam sebuah sekolah yang berhantu dan mereka terpisah satu sama yang lain. Linda yang dibekali telepon genggamnya kini harus berusaha mencari temantemannya dan juga mencari jalan untuk keluar dari tempat tersebut.

DreadOut mungkin salah satu game yang bisa menunjukkan atmosfer mencekam secara baik. Dari awal permainan user akan disuguhi lantunan ‘Lengser Wengi’. Untuk orang luar negeri, mungkin lagu tersebut hanyalah sebuah pembuka biasa, namun bagi masyarakat Indonesia, lagu tersebut memberikan dampak yang berbeda karena kita mengenalnya. DreadOut nampaknya lebih fokus untuk memberikan pengalaman budaya lokal dan hal ini sangatlah tepat mengingat budaya Indonesia memiliki potensi untuk diolah dan menjadikan sebuah karya memiliki nilai eksotis.

Game DreadOut merupakan salah satu game third person yang dapat dimainkan lewat PC ataupun perangkat smartphone. Sebuah game lokal yang cukup fenomenal, sampai diangkat ke layar lebar oleh rumah produksi local bernama Goodhouse.id. Perancangan visual game yang didukung oleh perancangan karakter yang tepat akan membuat user dapat dengan mudah mengidentifikasi setiap elemen visual yang ada, sehingga user dapat mengikuti gameplay dan memahami kemampuan (ability) dari setiap karakter dengan mudah, hal ini tercermin dalam konsep dan pengembangan visual game DreadOut, sehingga sampai saat ini game DreadOut terus diunduh di steam ataupun playstore dan terus meningkat. Berdasarkan kenyataan tersebut maka game ini perlu diteliti agar dapat menjadi referensi untuk pengembangan game third person yang akan datang.

Berdasarkan hal tersebut, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini ialah Bagaimana komunikasi budaya di persepsikan dalam bentuk Visual dan direpresentasikan dalam tampilan penciptaan karakter pada game DreadOut. Itulah mengapa game DreadOut sangat layak untuk menjadi dasar pengembangan konsep visual game yang mengangkat budaya di Indonesia dari segi tampilan. Sehingga fokus penelitian ini akan melihat kecenderungan interaksi antara user dengan tampilan visual game dan bagaimana komunikasi dari interaksi ini terbentuk sehingga persepsi visual user dapat diarahkan dan pesan yang disampaikan oleh game diterima dengan baik oleh user dengan menganalisis tampilan visual pada game DreadOut.

Berikut merupakan hasil penelitian dari saudara Ricky Widyananda Putra dan Jeanie Annissa dari Fakultas Komunikasi dan Desain Kreatif, Universitas Budi Luhur. Adapun full teks bisa diunduh pada link di bawah ini:

Full Paper

Categories: Riset

0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *